HAMPIR setiap saat Glang Bahari Indonesia selaku penyelenggara wisata di Kepri kedatangan tamu baik dari dalam maupun luar negeri. Tamu-tamu tersebut ingin menghabiskan waktu beberapa hari berwista di Batam dan daerah lainnya di Kepri.
Karena kebanyakan tamu tidak memiliki waktu liburan yang lama, hanya tiga hari dua malam (3D2N), maka destinasi yang bisa didatangi memang cukup terbatas hanya Batam, Bintan serta Tanjungpinang, sebagai ibukota Provinsi Kepri.
Sementara tempat wisata lainnya yang lebih jauh seperti Natuna, Lingga, Anambas, dan Karimun belum tercakup karena keempat kabupaten tersebut terletak cukup jauh dan membutuhkan waktu lebih lama untuk sampai ke sana.
Lantas, bisa kemana saja wisata tiga hari dua malam di Batam? Ayuk kita baca ulasannya!
1. Dijemput di Bandara/Pelabuhan Langsung ke Bintan
Layanan wisata dimulai dari penjemputan rombongan di Bandara Hang Nadim (bagi tamu yang datang dengan pesawat) ataupun pelabuhan domestik dan internasional (bagi tamu yang datang dengan kapal).

Perlu diingat bahwa Batam memiliki hanya satu bandara dan lima pelabuhan domestik dan internasional yang aktif yakni Pelabuhan Batam Centre, Harbour Bay Batuampar, Sekupang, Punggur, dan Nongsa.
Penjemputan biasanya menggunakan bus, mini bus, ataupun city car, tergantung dari banyaknya jumlah rombongan. Dari bandara atau pelabuhan, rombongan akan langsung dibawa ke Pelabuhan Punggur untuk menyeberang ke Pulau Bintan.

Ada dua pilihan tujuan pelabuhan yang bisa dipilih yakni Sri Bintan Pura Tanjung Pinang ataupun Pelabuhan Tanjung Uban. Jika tamu memilih ke Tanjung Pinang, maka menyeberang menggunakan kapal feri. Waktu tempuhnya sekitar satu jam.
Sementara jika memilih ke Tanjung Uban, ada dua transportasi laut yang bisa dipilih yakni roro (waktu perjalanan kurang lebih satu jam) dan speed boat (hanya 15 menit).
Jika rombongan memilih mengunjngi Taqnjung Pinang terlebih dahulu, maka nantinya akan kembali ke Batam melalui Tanjung Uban. Dan begitu pula sebaliknya.
2. Jalan-Jalan dan Menginap di Tanjung Pinang
Rombongan kali ini memilih untuk ke Tanjung Pinang terlebih dahulu. Setelah sampai di Pelabuhan Sri Indra Pura, rombongan dijemput menggunakan bus. Mereka langsung dibawa mengunjungi destinasi utama yang dekat dengan pelabuhan yakni Tepi Laut dan Gedung Gonggong.
Kedua Tempat ini bersebelahan dan berada di satu lokasi yang disebut Laman Boenda. Tempat ini telah menjadi salah satu land mark Kota Tanjungpinang.

Gedung Gonggong mulai beroperasi sejak 2016 lalu. Bentuk desain gedungnya memang unik. Sesuai dengan namanya yakni gonggong, diambil dari makanan laut termasyur dari Tanjungpinang
Di dalam gedung ini, pengunjung bisa mendapatkan beragam infomasi pariwisata Tanjungpinang dan Kepri serta melihat beragam hasil lukisan para pelukis Kepri di galeri. Gedung ini dikelilingi taman kota ini yang bernama Tepi Laut. Di sini, pengunjung bisa menikmati bermacam-macam kuliner khas Melayu seraya duduk santai di tepi laut.
Setelah bersantai sejenak di Tepi Laut, rombongan diajak untuk menikmati makan siang di salah satu restoran laut yang ada di kota ini.
Masjid Raya Dompak dan Vihara Seribu Wajah

Berwisata ke Pulau Bintan, tidak bisa dilepaskan dari tempat-tempat religi yang menjadi salah satu destinasi unggulan. Tempat peribadatan yang dikunjungi meliputi masjid dan vihara. Di sini, ada beberapa masjid yang kerap menjadi tujuan wisata sekaligus tempat beribadah bagi yang muslim. Dua di antara masjid yang popular adalah Masjid Raya Dompak dan Masjid Sultan Riau di Pulau Penyengat.
Masjid Raya Domak yang bernama lengkap Masjid Raya Nur Ilahi ini merupakan masjid yang baru dibangun beberapa tahun terakhir. Masjid ini sebagai salah satu simbol pembangunan wilayah Dompak yang juga baru dikembangkan sebagai pusat pemerintahan baru Ibukota Tanjungpinang.
Masjid ini memiliki menara yang menjulang tinggi. Menara masjid ini tingginya sekitar 12 lantai atau hampir mencapai 60 meter. Menaranya dilengkapi dengan lift sehingga pengujung bisa ke puncak menara dan menikmati pemandangan indah dari sini.

Sementara Masjid Sultan Riau di Penyengat merupakan masjid bersejarah, peninggalan Kerajaan Melayu Riau-Lingga. Keunikan masjid ini, dahulu pembangunannya menggunakan putih telur sebagai perekat materialnya.
Hanya saja, karena Masjid Sultan Riau terletak di Penyengat dan memerlukan waktu yang lebih lama untuk sampai ke sana, bagi rombongan yang tidak mempunya banyak waktu, masjid yang dikunjungi hanyalah Masji Raya Dompak.
Selain masjid, rombongan juga diajak untuk mengunjungi vihara, tempat ibadah umat Budha. Ada banya vihara besar di Tanjungpinang dan masing-masing memiliki keunikan tersendiri. Salah di antaranya adalah Vihara Seribu Wajah.
Vihara ini berada di Jalan Asia Afrika Batu 14 (KM 14), Tanjungpinang. Sejak dibuka pada 2016 lalu, vihara ini sempat menjadi fenomenal karena banyaknya patung yang ada. Di areal depan vihara, pengunjung disabut dengan patung Budha yang tingginya lima meter.
Di belakang patung tersebut terdapat tembok tinggi layaknya benteng yang berarsetektur seperti Tembok Cina. Berada di sini memang terasa seperti di Tembok Cina versi mini.

Untuk masuk ke dalam komplek vihara dimana patung 1000 wajah berdiri, kita harus jalan dari sisi kiri patung Budha. Seraya berjalan lurus, kita bisa melihat pahatan di dinding dan pagar yang menggambarkan sejarah Budha.
Pahatan tersebut sengaja ditampilkan dari depan pintu masuk hingga ke belakang untuk memberi pengetahuan kepada pengunjung tentang kehidupan Budha.
Hingga akhirnya pengunjung dihadapkan dengan patung-patung yang berbaris rapih di halaman belakang vihara, tepatnya di balik benteng.
Patung-patung tersebut berwarna putih. Sekilas tidak tampak ada perbedaan di antara satu patung dengan lainnya. Namun, jika dilihat lebih dekat lagi, wajah setiap patung ternyata berbeda-beda.

Konon, wajah-wajah tersebut merefleksikan wajah Budha ketika berwujud manusia.
Dari informasi yang dihimpun, sebenarnya jumlah patung yang adalah taklah mencapai angka seribu. Namun, untuk menyederhanakan penyebutan, vihara ini menamainya patung 1000 wajah.
Uniknya lagi, karena patung-patung ini merupakan hasil sumbangan para pengikut Budha, maka di masing-masing patung terpahat aksara Cina bertuliskan nama jamaat yang menyumbang. Secara bertahap patung-patung ini dibuat dengan sumbangan satu jemaat satu patung.
Trans Studio Tanjungpinang
Destinasi wisata keempat di hari pertama di Pulau Bintan adalah Trans Studio Tanjungpinang. Di sini, para peserta diajak untuk menikmati beragam permainan yang bisa memacu adrinalin, melihat Jurasic Park sehingga bisa langsung mendapatkan gambaran kehidupan di dinosaurus yang telah punah ribuan tahun lalu.

Setelah lelah bersenang-senang di Trans Studio Tanjungpinang, menjelang senja, rombongan diajak check in di hotel berbintang yang ada di kota ini. Setelah bersih-bersih, diajak makan malam dan acara bebas. Para peserta bisa bersantai ataupun jalan-jalan menikmati suasa malam di kota pesisir ini.

Gurun Pasir-Danau Biru dan Lagoi Bay
Pagi-pagi, sekitar pukul 06.30 WIB, para peserta harus sudah siap-siap untuk sarapan dan check out dari hotel. Di hari kedua tour, rombongan diajak untuk mengeksplorasi wisata yang ada di Kabupaten Bintan.
Destinasi pertama adalah Gurun Pasir dan Danau Biru yang letaknya berdekatan yakni di Dusun Busung, Kecamatan Tanjung Uban, Kabupaten Bintan.

Kedua objek wisata ini merupakan bekas peninggalan tambang pasir dan bauksit yang terlantar. Seperti diketahui, Bintan merupakan salah satu penghasil bauksit terbesar di Indonesia. Penggaliannya sudah dilakukan sejak zaman pemerintahan Orde Baru Presiden Soeharto. Karena tidak difungsikan lagi, tambang-tambang tersebut kini menjadi hamparan pasir yang luas dan danau-danau yang warnanya biru.

Oleh warga sekitar, lahan terlantai ini kini dikelola dan dijadikan tempat destinasi wisata yang apik. Foto-foto di sini pun hasilnya seperti berada di Timur Tengah.
Setelah puas berfoto-foto di sini, rombongan langsung menuju destinasi wisata lainnya yang berada di kawasan wisata terpadu Lagoi Bay. Di sini, pengjung bisa berbelanja sekaligus menikmati pemandangan pantainya yang luas, bersih, dan indah berpadu dengan lautnya yang biru.

Di sini juga terdapat beberapa resort besar dan spot-spot wisata alam, khususnya pantai dan pusat perbelanjaan yang di dalamnya ada pusat kuliner. Ada pula taman lentera atau lantern park dengan tema dunia laut dan masyarakat pesisir.
Kawasan wisata Lagoi Bay juga sering kali menjadi tempat penyelenggaraan even-even internasional seperti konser musik dan olahraga, diantaranya Bintan Moon Run, Iron Man, Kasma Run, Bintan Marathon, dan banyak lagi.
Treasure Bay
Spot wisata selanjutnya yang masih berada di Lagoi Bay adalah Treasure Bay. Di sini rombongan bermain di kolam renang Crystals Lagoons yang menjadi salah satu kolam renang air asin terbesar di Asia Tenggara.

Kolam ini memiliki kedalaman bervariasi sampai dengan 2.5 meter. Pengujung bisa berenang dan bermain pasir di kolam renang ini yang memang didesain menyerupai pantai sesungguhnya. Di sini juga bisa bermain beragam wahana air.
Sebagai informasi, kolam renang ini mulai beroperasi pada 2007. Developernya membuat kolam dengan teknologi yang ramah lingkungan yakni dengan menggunakan produk kimia sekitar 100 kali lebih sedikit daripada kolam renang konvensional. Untuk filtrasi, kolam ini hanya mengkonsumsi 2 persen energi yang dibutuhkan oleh kolam filtrasi konvensional.
Patung Penyu Raksasa
Destinasi terakhir pada hari kedua di Bintan adalah mengunjungi patung penyu raksasa yang berada di Desa Sebong Pereh, Bintan. Patung ini tepat di seberang Vihara Sangharama.

Keberadaan patung penyu raksasa dibuat sebagai penghormatan warga setempat terhadap binatang tersebut. Konon, ada penyu raksasa yang pernah menolong warga Sebong ketika terjadi musibah.
Patung Penyu tersebut dibuat di tepi pantai seberang dari vihara Sangharama, dan berhadapan langsung dengan posisi matahari terbenam.
Jembatan Barelang dan Masjid Agung
Setelah melihat patung penyu raksasa, rombongan bergerak langsung ke Pelabuhan Tanjung Uban untuk menyeberang ke Batam lagi menggunakan speed boat. Perjalanan laut dari Pelabuhan Tanjung Uban ke Pelabuhan Telaga Punggur kurang lebih 15 menit.
Sesampainya di Batam, rombongan dijemput dengan bus menuju ke Jembatam Barelang, sebagai salah satu ikon utama Kota Batam. Sebagaimana diketahui, Barelang merupakan singkatan dari Batam, Rempang dan Galang.

Jembatan ini sebagai penghubung jutuh pulau-pulau besar yang ada di Kota Batam. Ada enam jembatan secara keseluruhan. Karena jarak dari jembatan satu sampai keenam cukup jauh dan bisa memakan waktu lebih dari satu jam, maka biasanya rombongan hanya diajak ke Jembatan Satu Barelang untuk berfoto-foto dan menikmati pemandangan alam di sekitarnya.
Setelah dari Jembatan Barelang, rombongan langsung diajak untuk sholat sekaligus berwisata religi di Masjid Agung II Masjid Sultan Mahmud Riayat Syah yang berlokasi di Sagulung. Masjid yang biasa disebut Masjid Sultan ini merupakan Masjid terbesar di Sumatera. Luasnya sekitar 4 hektare dan bisa menampung kurang lebih 25.000 jemaah dan diresmikan pada 2017 lalu.

Setelah beribadah di masjid ini, selanjutnya rombongan menuju hotel untuk check-in dan bersih-bersih. Selepas magrib, mereka pun bersantap malam di salah satu restoran ternama di Batam. Setelahnya acara bebas. Peserta bisa langsung istirahat atau berjalan-jalan menikmati suasana malam Kota Batam.

Golden City, WTB dan Shopping
Di hari ketiga atau hari terakhir tour, peserta diajak untuk mengunjungi spot-spot wisata utama di Batam yakni Golden City (kawasan wisata terpadu di Bengkong), Dataran Engku Putri, Masjid Agung I, Laman Welcome to Batam (WTB), dan terkahir shopping alias belanja-belanja.
Sebelum kembali ke kota masing-masing, para peserta diajak makan siang terlebih dahulu, kemudian diantar ke Bandara ataupun pelabuhan.

Ternyata seru ya jalan-jalan ke Batam dengan paket wisata tiga hari dua malam. Banyak tempat yang bisa dikunjungi dan lengkap. Untuk menikmati wisata ini, bisa langsung kontak ke Galang Bahari Indonesia
Call: 0812 6711 1161 WA: +6281267111161. (sri murni)